Kasus Sengketa Lahan Desa Gambut Jaya.

Jumat, 23 Juni 2023 - 15:59:28


/

Sengeti - Persoalan lahan cadangan transmigrasi Desa Gambut Jaya Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi masuk dalam tahap penyidikan oleh Kejaksaan Negeri Sengeti. Jumat (23-06-2023)

Kajari Muaro Jambi M Kamin dalam konferensi pers di Kejari Muaro Jambi menyebut jika saat ini pihaknya sudah memeriksa belasan orang saksi, saksi yang diperiksa seperti masyarakat, perangkat desa, BPN Muaro Jambi maupun Provinsi Jambi, bahkan dari pihak pemerintah yaitu Dinas Nakertrans Kabupaten Muaro Jambi juga telah dilakukan pemeriksaan.

Menurut kamin Sampai saat ini sudah 15 orang saksi yang diperiksa, dari belasan saksi itu, pihaknya belum menetapkan tersangka, dan persoalan ini masih terus melakukan pengembangan. 

Hal itu juga dibenarkan oleh Kasi Pidsus Kejari Muaro Jambi Apriadi.

Pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi dan meminta tim ahli untuk kasus ini.

"Kita sudah bersurat ke Kementerian, tapi sampai saat ini belum ada," kata Apriadi.

Untuk diketahui, masyarakat Desa Gambut Jaya Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi merasa dipinggirkan oleh pemerintah.

Sebab, selama bertahun-tahun mereka tinggal di sana kurang mendapatkan perhatian.

Infra struktur dan layanan lainnya sangat minim. Tak hanya itu, hak tanah mereka yang dijanjikan oleh pemerintah sampai saat ini belum mereka terima. 

Mukmin warga setempat menyebut jika mereka tinggal di Desa Gambut Jaya ini sudah sejak 2008 silam, sebelum tinggal di sana, mereka dijanjikan akan diberikan lahan oleh pemerintah.

Sesuai dengan janji, masing-masing kepala keluarga dijanjikan diberi rumah tinggal dan menerima 2 hektar lahan, namun, seiring dengan waktu sampai saat ini ratusan kepala keluarga ini belum menerima lahan tersebut.

Informasi yang di himpunan, lahan tersebut memang ada namun dikuasai oleh sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab bahkan tanah tersebut sudah diperjualbelikan kepada orang lain.

Akibatnya, perekonomian masyarakat yang ada di sana memprihatinkan. Mereka terpaksa bekerja buruh tani, kerja serabutan untuk bertahan hidup.

"Di sini hanya bisa mencari untuk bertahan hidup. Rata-rata masyarakat masih menghubungi rumah yang diberikan oleh pemerintah, bahkan sekarang sudah banyak yang rusak," katanya lagi.

Hal serupa juga diungkapkan Daryati warga lainnya.

Dikatakannya, sampai saat ini pemerintah daerah maupun pemerintah pusat belum merealisasikan pemberian lahan cadangan yang dijanjikan sekitar dua hektar kepada masing-masing kepala keluarga.

Dia berharap banyak agar janji tersebut segera terealisasi sehingga bisa merubah nasib mereka yang saat ini sangat menderita. "Tolong kami pak. Bantu kami pak," katanya lirih.(era)